HARIANTERBIT.CO – Siapa tak kenal Benny Panjaitan penyanyi legendaris Panbers. Di era Th 70 an, nama Panbers dan Koes Plus sangat melekat pada remaja Indonesia kala itu. Kini, pelantun lagu Manalagi dan Cinta dan Permata tengah terbaring lantaran jatuh sakit di RS Sari Asih, Ciledug, Tangerang, Banten.
Panbers berdiri pada tahun 1969 di Surabaya, terdiri dari empat orang kakak beradik kandung putra-putra dari Drs. J.M.M. Pandjaitan, S.H, (Alm) dengan Bosani S.O. Sitompul.
o. Hans Panjaitan pada lead guitar,
o. Benny Panjaitan sebagai vokalis dan rhythm guitar,
o. Doan Panjaitan pada bass dan keyboard,
o. Asido Panjaitan pada drum,
Nancy, istri Benny kepada wartawan, Rabu (30/12) mengatakan, suaminya menderita pendarahan di otak dan belum siuman hingga saat ini. “Saya mohon doanya ya,” ungkapnya sambil menyeka air mata.
Perjalanan karier Panbers yang dimotori oleh Benny Panjaitan, diawali dengan kemunculan pertama mereka lewat panggung di Istora Senayan Jakarta pada acara Jambore Bands 1970 yang membawa nama Panbers lebih dikenal luas.
Di situ mereka sudah membawakan lagunya sendiri. Saat itu, mereka mentas dengan Koes Plus dan D’Lloyd. Usai dari situ, mereka mulai kerap muncul di TVRI, satu-satu siaran televisi yang ada di Indonesia era itu. Setelah kesempatan muncul di televisi semakin terbuka buat mereka, popularitas mereka pun mulai diperhitungkan.
Tahun 1971, Panbers membeli seperangkat alat musik milik Dara Puspita. Kelompok ini baru tiba dari konsernya di Jerman dengan memboyong alat musik bermerek ‘Marchell’. Benny langsung tertarik membelinya dengan harga semuanya Rp 10 juta.
Sebuah nilai yang sangat besar saat itu. Dengan alat musik baru itu, Panbers tayang di TVRI. Melengkinglah lagu-lagu orisinil karya mereka sendiri seperti Bye Bye, Jakarta City Sound, Akhir Cinta, Hanya Semusim Bunga dan Hanya Padamu.