HARIANTERBIT.CO – “Ajaran Islam yang anut tak pernah menyuruh berbuat anarkis kepada siapapun, begitu juga ideologi Sunda yang saya pelajari, tak ada perintah untuk konfrontasi, saya tak mau meladeni ulah FPI,” ungkap Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyikapi dirinya dicekal saat hendak menerima penghargaan dari Federasi Teater Indonesia (FTI) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini Jakarta Selatan, Senin (28/12) malam.
Front Pembela Islam (FPI) melakukan sweeping pada setiap mobil yang masuk, guna memastikan orang nomor satu di Purwakarta itu tidak masuk ke TIM. Masih banyak hal penting yang harus dilakukan bupati, diantaranya pemenuhan hak dasar kesehatan dan pendidikan warga Purwakarta.
Dedi lebih tertarik mengurusi Purwakarta, perbaikan infrastruktur di pelosok, penyediaan air bersih, melayani orang sakit hingga membuat nyaman warga Purwakarta. Aksi sweping sebagai buntut dari kerusuhan di Purwakarta saat massa FPI menyambangi Purwakarta bersama pimpinan mereka Rizieq Shihab.
PETISI
Buntut dari dibiarkannya FPI melakukan sweping, muncul petisi desakan Kapolri dan Kapolda Metro Jaya untuk mencopot Kapolres Jakpus yang ditulis dilaman www.change.org berikut petiaknnya:
Di Jakarta memang beragam dan sulit mengatakan hanya dimiliki oleh suku tertentu atau agama tertentu. Ini kota metropolitan dan ibukota Indonesia sehingga menurut saya mengatasnamakan suatu kelompok sebagai suara Jakarta adalah perbuatan yang sembrono.
Itulah yang dilakukan Front Pembela Islam semalam. Dengan mengatasnamakan Jakarta dan juga mengatasnamakan Islam, FPI melakukan sweeping. Kali ini mereka memeriksa tiap kendaraan yang masuk Taman Ismail, untuk mencari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang diundang Federasi Teater Indonesia untuk menerima penghargaan. Saya dan banyak lainnya mengecam aksi kekerasan dan sepihak FPI.
DIMANA POLISI
Pertanyaan saya: di mana Polisi? Saat ditanya mengenai hal ini, Kapolres Jakpus Kombes Hendro Pandowo hanya bilang “Nggak, mereka cuma memeriksa”. Bahkan dengan adanya ratusan personil polisi yang ada di acara itu, mereka malah meminta agar acara dibubarkan, dengan alasan tidak bisa menjamin keselamatan.
Lalu apa gunanya polisi, yang ratusan itu, jika tidak bisa mengamankan? Netizen masih berharap polisi bisa mencegah aksi kekerasan dan sweeping sepihak FPI ini dan memberi perlindungan pada warga dan bukan pada organisasi seperti FPI.
Kalau tidak bisa bertanggungjawab atas keamanan warga maka kami warga Jakarta yang pemilik sesungguhnya suara Jakarta menuntut Kapolres Jakarta Pusat untuk dicopot dari jabatannya segera!