HARIANTERBIT.CO – Permasalahan dengan rasa marah terjadi saat kita tidak bisa berkompromi dengan amarah. Kita kadang menyimpan rasa marah dan rasa benci di dalam hati, lalu menyimpan rasa sakit yg akhirnya membahayakan diri kita sendiri.
Kita kadang melakukan sesuatu yg tak terkendali karena terbawa rasa marah.
Apakah amarah itu?
Amarah adalah sebuah gangguan pada kedamaian batin yang mendorong timbulnya niat jahat dan perasaan gelisah.
Kita sering bereaksi terhadap suatu situasi dengan rasa marah karena kita tidak puas atau ada sesuatu yg salah.
Kita perlu mempelajari akibat yang ditimbulkan oleh marah.
Kemudian kita perlu mengubah rasa marah sehingga akibat yang ditimbulkannya tidak sampai menimbulkan ketidak-bahagiaan bagi diri kita dan orang lain.
Sejumlah orang mengatakan kita perlu marah utk melawan ketidak-adilan.
Sesungguhnya pada saat menerima ketidak-adilan, Anda bisa memiliki rasa marah atau welas asih. Kita perlu memahami bahwa rasa marah dan welas asih berasal dari sumber yang sama. Yang berbeda adalah bagaimana Anda melihat situasi tersebut.
Jika fokus Anda pada orang yang melakukan kesalahan itu, Anda akan marah.
Jika fokus Anda pada masalahnya, Anda akan memiliki welas asih.
Jika fokus pada masalahnya, tak perlu marah pada orangnya.
Rasa marah menghasilkan energi dan kekuatan, tapi welas asih justru bisa menghasilkan energi yang lebih besar.
Rasa marah seperti sebuah nyala api. Begitu menyala akan membakar seluruh tubuh dan Anda akan kehilangan segalanya.
Sebaliknya, welas asih membawa manfaat, menimbulkan antusiasme, sehingga menghasilkan energi besar yang tahan lama.
Bagaimana kita berkompromi dengan rasa marah?
Kita harus melihat mengapa kita marah, temukan masalahnya. Kemudian temukan solusi masalah tsb, solusi yg menguntungkan semua pihak.
Kadang orang bilang bahwa kita punya hak utk marah.
Ya, tapi kita harus ingat bahwa marah tidak menyelesaikan apapun.
Karenanya, lebih baik fokus pada pokok masalahnya dan berwelas-asih.
Rasa Takut
Takut adalah perasaan khawatir sesuatu yang negatif akan terjadi. Rasa takut merupakan penderitaan karena walaupun semuanya baik2 saja, rasa takut masih tetap menimbulkan ketidak-bahagiaan.
Contohnya, walaupun bekerja tidak membuat kita tertekan, tapi ketika rasa takut dan khawatir muncul, akan membuat kita tertekan dan tegang.
Kita perlu ingat bahwa rasa khawatir tidak membantu kita. Tak ada orang yg mengatakan bahwa sesuatu tak akan terjadi karena kita mengkhawatirkannya.
Apa yang harus kita lakukan?
Kita membutuhkan cara terbaik untuk mencegah hal negatif jangan sampai terjadi, tapi jika kita tidak yakin bisa mengubah semuanya, maka janganlah mengkhawatirkannya.
Rasa khawatir tidak mengubah apa pun dan malah hanya akan membawa penderitaan. Ketidakpastian adalah fenomena alamiah.
Sebuah fakta yang harus kita terima. Jadi, bersiaplah dan lakukan yang terbaik!
Dengan memiliki rasa takut dan khawatir tidak mengubah apa pun, adalah bijaksana untuk belajar melepas rasa takut.
Beberapa orang mengatakan kita memerlukan rasa takut untuk bertahan, untuk terhindar dari bahaya.
Bukanlah rasa takut yang akan membuat kita bertahan dan terhindar dari bahaya, melainkan kebijaksanaan!
Misalnya menyeberang jalan di India. Jika Anda ingin bisa menyeberang jalan di India, Anda tak boleh takut. Pikiran Anda harus jernih dan tidak mengembara ke mana-mana. Anda tidak boleh panik dan menyebaranglah secara pelan-pelan. Anda harus bijaksana dan tidak takut agar bisa menyeberang jalan.
Kesimpulan:
Bukan rasa marah, namun welas asih!
Bukan rasa takut, namun kebijaksanaan!
Daripada hidup dengan rasa takut dan rasa marah, hiduplah dengan kebijaksanaan dan welas asih!
Ringkasan ceramah Ringu Tulku Rinpoche tahun 2011 pada 7th Global Conference on Buddhis di Jakarta (Inge Santoso) dikutip dari Setiawan Pryana